WELCOME IN MY BLOG YOU WILL HAPPY

Jumat, 30 Maret 2012

Memakai Ban Lebih Aman Dan Nyaman

Ban berdasarkan konstruksinya dibedakan menjadi 3 macam yaitu ban bias, ban radial dan ban belted. Konstruksi yang dimaksud adalah arah pola lembaran kain (ply) yang ditenun dari benang lawon. Arah benang pada ban bias, tersusun miring pada ply. Arah benang pada ban radial tersusun melingkar pada ply. Ban belted dibedakan menjadi ban radial belted dan ban bias belted. Disebut ban belted karena mempunyai sabuk (belt) yang terbuat dari kawat baja disusun sejajar telapak ban.

Berangkat dari permasalahan tersebut, seluk beluk ban sangat minim dipahami oleh pemakainya. Sehingga persyaratan dan tuntutan bagaimana pemakaian ban seharusnya nyaris tidak diperhatikan. Banyak keputusan pemakaian ban hanya berdasarkan pertimbangan ekonomis dan estetika saja. Padahal ban sebagai komponen vital sebuah kendaraan, memiliki corak telapak, ukuran dan jenis ban yang sangat berkaitan dengan keamanan dan kenyamanan saat berkendara.

1. CORAK TELAPAK BAN (TREAD).
Memiliki fungsi memberi daya cengkram pada jalan karena bergesekan langsung dengan jalan. Daya tempuh atau kemampuan menempuh medan atau lintasan juga banyak dipengaruhi oleh corak telapak ban. Bahkan dari segi estetika , corak telapak ban bisa menunjang prestise sebuah kendaraan. Tread atau corak telapak ban terbagi menjadi 4 (empat) macam corak dasar atau tread design yaitu ribs, lug, block dan kombinasi ribs-lug-block. Pembagian corak dasar ban ini disiapkan oleh perancangnya untuk menghadapi berbagai jenis permukaan jalan yang akan dilalui, kondisi cuaca dan bahkan sekarang ini penciptaan corak telapak ban dipersiapkan untuk melayani cara mengemudi (driving styles) dalam berbagai even lomba otomotive. Secara garis besar kondisi medan dibedakan menjadi 3 (tiga) bagian yaitu On Road yang meliputi jalan raya ber-hotmix (riding comfort), jalan ber-aspal dalam kondisi kering (paved dry) dan jalan ber-aspal dalam kondisi basah (paved wet) ; Off Road meliputi jalan dengan pengerasan tanah (dirt), jalan berbatu lepas (gravel), jalan berlumpur (mud) dan gurun pasir (sand) ; Winter untuk permukaan jalan bersalju.(snow ice). Unjuk kerja (performance) setiap corak ban untuk berbagai medan / lintasan jalan juga berbeda-beda. Unjuk kerja yang terbaik hingga terburuk secara berurutan adalah excellent(A), superior(B), good(C), normal(D) dan no recomended(E).

a. Corak Dasar Ribs.
Pola corak dasar ribs berbentuk alur yang membujur sepanjang tapak ban. Penggunaannya sangat cocok untuk jalan raya dan jalan halus. Suara yang ditimbulkan relatif paling halus dibanding kan dengan corak yang lain. Kelemahannya pembuangan air ke samping sangat kurang, sehingga tidak cocok untuk jalan yang basah. Unjuk kerja corak dasar ribs unggul pada jalan berpasir dengan kondite excellent(A), jalan ber-hotmix kondite superior( B), pada aspal basah kondite B dan aspal kering juga kondite B. Sedangkan untuk jalan tanah keras, jalan berbatu, jalan berlumpur dan jalan bersalju penggunaan corak ribs tidak direkomendasi kondite E. Ban dengan corak ini dikenal di pasaran dengan nama sand terrain.

b. Corak Dasar Lug.
Corak ini sering diistilahkan dengan sebutan ban pacul. Alurnya lebar dan dalam sehingga tetap memberikan tarikan (traction) yang handal pada jalan yang tidak rata, karena itu corak ini sangat cocok untuk medan off road. Batu dan lumpur tidak akan terbawa ban karena corak lug ini memiliki alur yang lebar. Pengoperasian corak ini pada jalan raya menimbulkan suara mendengung yang keras yang dapat mengurangi kenyamanan berkendara. Pemakaian pada jalan berlumpur, kondite A; Jalan perkerasan tanah, kondite B; Jalan berbatu lepas, kondite B; Jalan aspal basah, kondite good(C); Jalan aspal kering, kondite normal (D), Jalan ber-hotmix, kondite D; Jalan berpasir, kondite D dan jalan bersalju, kondite D. Di pasaran dikenal dengan nama mud terrain.

c. Corak Blok.
Penggunaan corak dasar blok pada jalan aspal basah dan jalan bersalju memiliki unjuk kerja terbaik dengan kondite superior pada kedua lintasan. Jalan ber-hotmix, aspal kering, perkerasan tanah, jalan berbatu dan jalan berlumpur masih memberi predikat good (C). Bahkan untuk jalan berpasir pun corak blok masih mendapat kondite normal (D). Karenanya corak ini diklaim sebagai all terrain.

d. Corak Kombinasi Ribs-Lug-Blok.
Corak kombinasi dirancang untuk fungsi yang lebih universal, namun demikian corak kombinasi ini tetap memiliki medan atau kondisi penggunaan utama. Ban dengan corak kombinasi yang banyak dikenal ada 2 jenis.
d.1. Ban Untuk Medan Khusus (Special Service Tyres)
Kombinasi corak Lug dan Blok ini menghasilkan ban yang dikenal dengan sebutan Mud and Snow Tyres Kombinasi ini memberi tarikan (traction) yang baik, tidak mudah tergelincir dan tidak menyebabkan salju, lumpur atau batu kerikil terjepit di ban yang dapat mengurangi unjuk kerja ban.

Ban dengan corak kombinasi lainnya dikenal dengan sebutan Highway Terrain Tyres. Dengan keunggulan pengendalian yang stabil di jalan raya, performa tinggi di jalan raya yang basah dan tingkat kebisingan yang sangat rendah. Hingga tak heran kalau ban dari jenis ini, diantaranya yang dinamakan Highway Performance, pada jalan aspal kering dan aspal basah mendapat kondite excellent (A); untuk jalan ber-hotmix dengan kondite superior(B). Sedangkan untuk jenis Highway Luxury, pemakaian pada jalan ber-hotmix mendapat kondite A, sedangkan untuk jalan aspal kering dan aspal basah mendapat kondite Superior.

d.2. Ban Untuk Segala Cuaca (All Weather Tyres)
Jenis ban ini juga memiliki corak kombinasi yang telah dimodifikasi sedemikian rupa sehingga cocok digunakan dalam segala cuaca. Ban jenis ini umumnya memiliki simbol (4 macam keadaan cuaca) yang diterakan pada dinding ban.

2. UKURAN BAN (SIZE MARKING).
Ukuran ban adalah besaran fisik ban yang meliputi diameter velg (rim diameter) dalam inci, lebar telapak ban (section width) dalam inci dan aspect ratio yaitu perbandingan tinggi ban dengan lebar telapak ban dalam %. Selain ketiga ukuran tsb pada dinding ban juga terdapat simbol kecepatan (speed symbol) dalam km/jam, jenis ban radial atau ban bias dan beban maksimal yang bisa ditahan ban (load index) pada kecepatan tertentu.
Beberapa contoh penulisan ukuran ban (size marking) diantaranya :
185 R14
artinya : lebar telapak ban 185 milimeter, ban radial, diameter velg 14 inci.

195/70 R14
artinya : lebar telapak ban 195 milimeter, aspect ratio 70% atau tinggi ban 136.5 milimeter ( = 70% dari lebar telapak ban), ban radial, diameter velg 14 inci.

185/60 HR 14
artinya : lebar telapak ban 185 milimeter, aspect ratio 60% (tinggi ban 111 milimeter), simbol kecepatan H = kecepatan aman maksimum 210 km/jam, ban radial, diameter velg 14 inci.

155 SR 12

artinya : lebar telapak ban 155 milimeter, aspect ratio tidak disebutkan, biasanya diatas 80 series, yaitu aspect ratio 95% (tinggi ban 147.5 milimeter), simbol kecepatan S = kecepatan aman maksimum 180 km/jam, ban radial, diameter velg 12 inci.

7.3 H14
artinya : lebar telapak ban 7.3 inci, aspect ratio 95% (tinggi ban 6.935 inci), simbol kecepatan H = kecepatan aman maksimum 210 km/jam, ban bias, diameter velg 14 inci.

P-195/75 R14
artinya : Ban mobil penumpang (passenger car tyre) lebar telapak ban 195 milimeter, apect ratio 75% (tinggi ban 146.25 milimeter), ban radial, diameter velg 14 inci.

ER 78 - 14
artinya : Load range E = 10 ply rating, ban radial, aspect ratio 78%, diameter velg 14 inci.

7.50 x 16 x 10 PR
artinya : Ban tsb adalah ban bias dengan lebar telapak 7,5 inci, diameter velg 16 inci dan memiliki 10 ply rating.

Selasa, 17 Januari 2012

MASALAH UMUM PADA BAN KITA

Berikut adalah masalah paling umum berkaitan dengan keausan ban. Untuk penjelasan singkat, silahkan klik tanda / gejala awal yang menyerupai dengan masalah yang anda alami pada ban anda.
1.      Aus pada kedua bagian pinggiran ban : Kurang tekanan angin
2.      Aus pada bagian tengah ban : Kelebihan tekanan angin
3.      Aus pada bagian salah satu pinggiran ban : Masalah alignment / spooring
4.      Aus yang bergelombang : Masalah alignment / spooring
5.      Apakah permukaan telapaknya bergelombang atau terlihat seperti bulu sayap burung ? Ini disebabkan oleh tekanan yang tidak beraturan antara telapak ban dengan jalan. Solusinya adalah perbaikan alignment / spooring toe-in atau toe-out.
6.      Telapak yang habis terparut : Kerusakan mekanik
7.      Aus pada kedua bagian pinggiran ban : KURANG TEKANAN ANGIN Jika ban terlihat seperti ini maka bisa jadi karena kurang tekanan angin. Musuh nomor satu ban adalah jika ban kekurangan tekanan angin sehingga dapat mengurangi umur ban karena cepat ausnya ban pada sebelah sisi luar / bahu ban. Juga dapat menyebabkan meningkatknya temperatur yang berlebihan sehingga mengurangi kekuatan ban. Dan juga membuat konsumsi bahan bakar menjadi boros karena meningkatnya rolling resistance (ban yang kempes menjadikan mobil lebih berat untuk melaju). Periksalah tekanan angin ban secara teratur. Keausan ban yang tidak normal dapat juga diakibatkan oleh kesalahan alignment / spooring atau kerusakan mekanis lainnya. Kunjungi Sentraservis atau pusat penjualan resmi Goodyear untuk mendapatkan servis pemeriksaan dan perbaikan.
8.      Aus pada bagian tengah ban : KELEBIHAN TEKANAN ANGIN Jika ban kelebihan tekanan angin maka bagian tengah telapak ban akan paling banyak menerima gesekan dan tekanan sehingga akan lebih cepat aus dibandingkan bagian sisi samping ban. Keausan tidak merata akan mengurangi umur ban. Keausan ban yang tidak normal dapat juga diakibatkan oleh kesalahan alignment / spooring atau kerusakan mekanis lainnya. Kunjungi Sentraservis atau pusat penjualan resmi Goodyear untuk mendapatkan servis pemeriksaan dan perbaikan.
       9. Telapak yang habis terparut : Kerusakan mekanik Ban yang habis terparut biasanya terjadi pada ban depan, namun bisa terjadi pula pada ban belakang. Hal tersebut menandakan kalau roda mobil anda tidak seimbang atau terjadi kerusakan sistem kemudi dan suspensi. Kunjungi Sentraservis atau pusat penjualan resmi Goodyear untuk mendapatkan servis pemeriksaan dan perbaikan.

Dua jenis Ban Berdasarkan Konstruksinya


Secara umum ada dua jenis ban yang banyak beredar di pasaran yaitu ban bias dan ban radial. Kedua jenis ban ini mempunyai perbedaan dan komposisi konstruksi yang sangat erat hubungannya pada jenis mobil apa ban tersebut dapat dipergunakan. Berikut ini perbedaan komposisi konstruksi kedua jenis ban tersebut :
Ban Bias
1.      Telapak Kembang Ban / Tread : terbuat dari karet sintesis dan terikat pada lapisan benang /plies. Terdapat berbagai pola untuk membuang air dan menyebarkan panas.
2.      Lapisan Benang / Ply : merupakan susunan benang terdiri dari fiber, rayon, nylon dan polyester terangkum di dalam karet dan membentuk kerangka ban. Disebut ban bias karena disusun secara diagonal.
3.      Lapisan Pelindung / Bead Wrapping : untuk melindungi lapisan benang.
4.      Kabel-Kabel Baja berlapis karet untuk mengikat kuat pada pelek roda.
5.      Alur-Alur Kembang Ban : berfungsi menampung air di permukaan jalan.
6.      Pengisap : berfungsi menghapuskan air yang masih ada pada tempat yang kering walaupun jalan dalam keadaan basah.
Ban Radial
1.      Sabuk Penguat Telapak / Breaker Cord : tersusun secara diagonal membungkus kembang ban dengan kuat untuk membatasi agar lapisan benang / radial plies tidak merentang ke samping. Ban radial tekstil menggunakan benang fiber sintetis, sedangkan kawat baja digunakan untuk menambah kekuatan.
2.      Lapisan Benang Radial / Radial Plies : melilit seperti sabuk tepat di bawah telapak ban. Kanpas disusun melingkar dari kawat ke kawat dan menyilang garis tengah dengan membentuk hampir membuat sudut lurus untuk memberikan fleksibilitas dan kenyamanan pengendaraan yang lebih besar.
3.      Pada ban radial benangnya lebih kuat sehingga mempunyai tahanan gelinding lebih rendah dan keausan kembang ban lebih kecil. Menikung bisa lebih tajam karena fleksibilitas radial ply lebih besar dibanding bias ply. Namun pengendaraannya terasa lebih keras sedikit dari ban bias di jalan kasar pada kecepatan rendah.
sumber: oto.co.id

Masalah Ban Sering Kali kita Abaikan


Salah satu bagian mobil yang patut diperhitungkan, baik untuk penghematan maupun keselamatan penumpang, adalah kondisi ban. Kondisi ban seperti tekanan angin kurang atau permukaan yang tidak rata maupun sudah gundul, tentu amat berbahaya. Dan itu berlaku untuk mobil yang menggunakan ban lengkap dengan ban dalam, maupun ban tubeless yang tanpa ban dalam.Akan tetapi, banyak ditemui penggunaan ban cenderung tidak sesuai dengan persyaratan mobil. Hal ini bisa berakibat buruk, baik merupakan pemborosan maupun berbahaya bagi keselamatan penumpang. Pengunaan ban dengan aspek rasio kecil seperti 0,45 pada minibus, jelas berbahaya apabila pada kecepatan tinggi, karena daya dukung ban itu tidak cukup. Ban dengan aspek rasio 0,45 itu untuk mobil sedan. Sebaliknya, sedan atau jeep yang menggunakan ban gede, jelas akan mempercepat kerusakan pada ball-joint maupun bagian kemudi.
                   Dalam berbagai kecelakaan di jalan raya, unsur ban ikut berperan besar selain menurunnya daya kontrol pengemudi atau kondisi jalan licin akibat tersiram oli. Dari sekian banyak penyebab kecelakaan, seharusnya kecelakaan akibat tekanan angin ban, seharusnya tidak perlu terjadi kalau kita mau sedikit teliti. Apakah hal itu disebabkan oleh ukuran ban yang tidak sama atau tekanan angin ban yang tidak sama, keduanya sama bahayanya.
                   Bagi supir yang sudah berpengalaman dalam dunia mobil, mereka amat memperhatikan tekanan angin ban. Para operator truk besar, setiap pagi melakukan pemeriksaan tekanan angin ban. Bus-bus besar yang dipacu sampai 120 km/jam dan mampu melaju tenang dan tidak oleng, lebih banyak karena tekanan angin yang pas pada ban. Mobil dengan ban yang selalu terawat baik, jarang mengalami ban gembos di tengah jalan. Kondisi seperti ini membuat orang jarang memeriksa tekanan angin ban serep. Karena itu, jangan lupa sesekali memeriksa tekanan angin ban serep, siapa tahu suatu saat Anda memerlukannya.
Adalah anggapan keliru bila tekanan angin ban harus dikurangi pada waktu memasuki jalan tol. Katanya, tekanan angin ban akan meningkat seiring dengan panas yang timbul saat kendaraan dipacu dalam kecepatan tinggi. Dalam kenyataannya, tidaklah demikian. Yang terjadi justru sebaliknya dan amat membahayakan keselamatan penumpang. Bila tekanan angin ban dikurangi, bentuk ban yang bersinggungan dengan jalan pun berubah, menjadi huruf V terbalik. Maka ketika bagian ban itu ada di atas, ia akan berbentuk V. Lalu coba ambil selempeng pelat atau karet ban, kemudian dilipat berulang kali, maka akan timbul panas pada daerah lipatan itu.
Kejadian serupa juga terjadi pada ban yang tekanan anginnya rendah. Kecepatan melipat yang begitu tinggi sesuai percepatan putaran ban, jelas berpotensi membuat ban mudah pecah. Tekanan angin ban yang rendah, juga membuat ban cepat rusak. Permukaan ban tidak rata dan menimbulkan suara yang mengganggu penumpang. Maka amat disarankan kepada para pemilik mobil, untuk secara rutin memeriksa tekanan angin ban.
Ban radial maupun commercial radial dengan diameter 14 inci, bisa diberi tekanan angin sampai 36 psi (2,5 kg/cm2). Ban jenis ini yang banyak digunakan pada Toyota Kijang dan Panther. Ban jenis ini mudah diketahui. Pada sisi luar ban, bisa dijumpai tulisan Light Truck atau Commercial Radial, diikuti beberapa ply rating-nya atau tekanan angin ban yang diizinkan. Lebar tapaknya bisa selebar ban radial sedan, hanya saja tidak akan ditemukan aspek rasionya sampai 0,45. Maka, tampaknya ban ini lebih tinggi dibanding ban radial.
Tekanan angin ban tidak sejalan dengan awetnya ban dan kenyamanan. Bila ingin nyaman maka tekanan angin ban dikurangi, tetapi risikonya ban cepat rusak dan pengereman tidak pakem. Bila ban mendapat tekanan sesuai anjuran pabrik maka guncangan pada mobil terasa lebih keras, tidak nyaman tetapi ban lebih awet.
Lantas muncul pertanyaan, berapa tekanan angin yang tepat. Tekanan angin ban yang tepat disesuaikan dengan berat muatan, yang diindikasikan dengan bentuk permukaan ban yang bersinggungan dengan jalan. Tekanan angin ban yang aman adalah bila permukaan ban yang bersinggungan dengan jalan, rata, tidak melengkung ke dalam maupun keluar.
Karena itu, rajin memeriksa tekanan angin sesuai anjuran pabrik, pasti membuat ban mobil lebih awet, tahan lama, dan tidak menimbulkan bunyi berisik saat berjalan. Bukan mustahil, ban yang terawat bisa digunakan sampai 70.000 km.
Bagaimana supaya ban Anda lebih awet ?
Beberapa hal yang perlu Anda pahami agar ban Anda lebih awet :
1.      Periksa secara rutin tekanan angin (sebaiknya dilakukan setiap hari sebelum Anda beraktivitas).
2.      Gunakan jenis ban sesuai kondisi jalan yang sering dilalui.
3.      Gunakan ban dengan diameter yang ditentukan dari standar mobil Anda.
4.      Samakan tekanan angin antara yang kiri dan kanan.
5.      Jalankan kendaraan Anda dengan baik dan benar.
6.      Pastikan kapasitas muatan kendaraan Anda dalam batas normal.
7.      Pacu kendaraan Anda, sesuai kondisi jalan.
8.      Periksa keseimbangan dan kelurusan ban setiap 10.000 km, terlebih jika sering dipacu pada kecepatan tinggi.
9.      Rotasikan keempat ban (untuk penggerak empat roda, rotasi dilakukan secara menyilang antara kiri belakang dan kanan depan, sedangkan untuk penggerak dua roda, cukup antara depan dan belakang).